Ketika akan bepergian ke suatu tempat
untuk traveling, langkah pertama yang
kita lakukan adalah menentukan terlebih dulu destinasi -tempat tujuan- kita. Itu pasti. Kemudian
kita mencari lokasinya di peta: memastikan jalan menuju ke sana, cara untuk
mencapainya, memastikan ketersediaan transportasi menuju tempat tersebut dan
adanya pemandu jalan (guide). Kalau
semuanya sudah pasti ada, rasanya kita merasa aman sehingga sebelum
berangkatpun kita yakin akan sampai ke tempat tujuan tersebut. Tapi jangan
cepat-cepat merasa tenang. Sebab,
walaupun semuanya telah terencana dan tampak siap, belum tentu kita bisa sampai
di sana, bahkan jangan-jangan tempat yang kita tuju tersebut tidak ada! Nah,
bingung, kan ... Bagaimana bisa begitu? Bisa! Kami pernah mengalaminya.
Pada akhir tahun 2013, kami
sekeluarga pergi ke Pulau Nias untuk mengunjungi Pastor pembimbing rohani
sekaligus sahabat lama kami yang sudah 11 tahun bertugas di Mandrehe -Nias
Barat-, sekaligus melihat keindahan pulau tersebut, yang pantai selatannya
terkenal sebagai salah satu tempat surfing
terindah di dunia. Maka, selain mengunjungi Mandrehe di Nias Barat, kami juga
berencana untuk melanjutkan perjalanan ke Nias Selatan: mengunjungi Desa
Bawomataluo yang terkenal dengan tradisi lompat batu, kemudian menginap di
pantai Sorake yang indah dan terkenal dengan ombaknya. Jadi, Sorake itulah destinasi
–tujuan- akhir kami untuk berlibur.
Setelah menentukan tempat-tempat
tujuan berlibur tadi, kami mulai merancang jadwal acara perjalanan dan memesan
moda transportasi plus akomodasi. Di Nias Barat, kami diundang oleh Pastor kami
untuk menginap di Susteran dekat rumah beliau, dan dijemput pula dari bandara. Maka kami tidak perlu
mencari sendiri transportasi dan tempat menginap. Untuk akomodasi di selatan, sudah kami pesan
dari sebuah agen perjalanan ternama. Agen tersebut merekomendasikan sebuah resort terbaik di pantai selatan. Katanya resort tersebut sering digunakan oleh para peselancar
dari manca negara. Kami sendiri pernah punya pengalaman menginap di sebuah
resort yang sering digunakan para peselancar di daerah terpencil Ujung Genteng
Jawa Barat. Walaupun daerahnya sangat terpencil, sulit dicapai dan sepi, namun
resort yang tersedia cukup nyaman dengan fasilitas yang cukup lengkap (tersedia WC/ kamar mandi yang bersih dan pantry/ dapur kecil). Maka, kami
membayangkan bahwa destinasi kami di selatan Nias juga pasti begitu. Apalagi
petugas agen perjalanan menyarankan kami untuk melihat situs hotel tersebut di
internet. Kami kemudian browsing dan menemukannya. Memang sebuah resort yang tampak
nyaman dan cukup lengkap, dengan kesan baik dari pengunjungnya.
Singkatnya, liburan kami di Nias
Barat berjalan dengan indah dan penuh kesan. Usai kunjungan kekeluargaan di
sana, sahabat kami tidak rela membiarkan kami pergi ke selatan sendirian,
walaupun sebenarnya kami telah membuat janji akan dijemput di Mandrehe oleh mobil tour and travel lokal. Beliau bersikeras ingin mengantar kami
ke Sorake dengan mobilnya. Karena kamipun masih ingin mengobrol dan
mendengarkan pengalaman beliau, akhirnya kami membatalkan penjemputan dan
membuat janji baru dengan tour guide
kami untuk bertemu di selatan. Jadilah kami diantar oleh sahabat kami dengan
mobilnya sampai ke selatan, melalui jalan yang berkelok-kelok, terjal dan
longsor di mana-mana, termasuk melalui jembatan kayu sepanjang beberapa ratus
meter yang ketika dilalui menimbulkan suara berderit-derit mengerikan. Wah,
seru, mendebarkan, namun terasa aman karena kami berjalan bersama sahabat yang
mendampingi kami.
Karena perjalanan dilalui sambil
mengobrol, tanpa terasa sekitar 3 - 4 jam kemudian sampailah kami di selatan dan
segera mencari hotel yang dimaksud. Namun, ketika kami sampai di alamat
yang dituju, kami terbengong-bengong melihat sebuah hotel yang tampaknya dulu
cukup mewah, namun saat itu terbengkalai: pintu masuk dan lobby-nya dalam keadaan kosong, berantakan
dan kotor! Tidak ada petugas, tidak ada pengunjung. Sepi.
Wah, bagaimana bisa ... kami pergi ke
tempat tujuan yang mestinya terjamin ada, namun kenyataannya ternyata t i d a k
a d a!
Sesaat sepi. Rasanya shock. Ini tidak mungkin! Akhirnya kami mencoba menghubungi tour
guide yang berjanji menjemput kami. Sebentar kemudian tour guide tersebut datang. Ternyata, ketahuanlah, bahwa resort
mewah tersebut sekitar setahun sebelumnya didemo oleh penduduk setempat
karena dianggap membiarkan perilaku tidak baik dari turis manca negara yang
adalah para peselancar yang suka
mengadakan pesta, pergaulan bebas, peredaran narkoba dan lainnya. Dengan setengah meyakinkan,tour guide kami menjamin
bahwa walaupun manajemen hotel tidak ada, namun kamar-kamar hotel masih
dikelola dan disewakan kepada pengunjung. Jadi, menurut guide tersebut, kami bisa tetap menginap di sana. Mereka yang akan
melayani kami.
Sejenak kami saling berpandangan. Waduh ... yang benar saja ... bagaimana kami bisa menginap di
tempat kosong seperti itu ... bisa-bisa kami bergiliran ronda sepanjang malam
karena merasa tidak aman. Kami benar-benar kecewa dan membatalkan niat menginap
di sana. Akhirnya sahabat kami membantu kami untuk memutuskan mencari destinasi
lain yang terbaik. Kami minta penggantian akomodasi kepada agen perjalanan kami dan
mendapat hotel baru yang bersih dan aman.
Dalam perjalanan hidup,
kitapun sering harus menentukan "tempat-tempat
persinggahan" maupun "tempat akhir" perjalanan kita, apakah "tempat" tersebut
berupa sebuah cita-cita, rencana pengembangan diri, sebuah
visi atau apapun. Lebih-lebih "tempat akhir" yang ingin kita tuju setelah perjalanan kita di dunia ini selesai. Dalam hal ini, jangan sampai memilih guide penunjuk jalan yang salah ...
yang membawa kita tersesat atau bahkan sampai ke tempat destinasi yang tidak ada. Hendaknya semua itu kita siapkan dengan baik dan kita
pastikan bahwa tempat tujuan tersebut bisa dicapai, memberi kita kedamaian
ketika sampai di sana dan ada. Kita
dapat saja menuliskan semua rencana hidup kita. Kita juga berharap dapat mencapainya, terutama mencapai tujuan akhir hidup kita, yaitu berjumpa dengan Sang Pencipta di kediaman-Nya di Surga. Namun bagaimana mengetahui bahwa arah kita sudah benar dan tempat yang kita tuju itu ada? Dalam hal ini kita tidak bisa hanya mengandalkan diri sendiri, namun harus berpegang pada petunjuk-Nya. Allah telah mengutus Putera-Nya untuk menjadi sahabat dan penunjuk jalan. Marilah kita ikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh Sang Sahabat, agar kita dapat mencapai tempat destinasi akhir kita dengan selamat. Dia akan membawa kita ke tempat tujuan akhir yang indah, penuh sukacita, damai
dan sejahtera: Rumah Bapa di surga.
"Di rumah Bapa-Ku
banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.
Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi
ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun
berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke
situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak
tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata
Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku. (Yoh 14:2-6)