Ketika kita akan bepergian
ke suatu tempat, biasanya kita mencari informasi untuk memastikan jalan menuju
ke tempat tersebut, dan bagaimana cara mencapainya. Informasi ini bisa kita
peroleh dari berbagai sumber, baik melihat peta maupun bertanya kepada orang
terpercaya. Bila semua informasi dan petunjuk yang kita dapat adalah benar,
kita akan sampai di tempat tujuan dengan selamat.
Ketika kuliah, saya masuk kelompok
pencinta alam. Setiap anggota muda di sini harus melakukan pengembaraan dengan
menempuh jarak minimal dua ratus kilometer. Saya bersama sembilan
teman sekelompok memilih perjalanan menyusuri pantai dari Cianjur Selatan ke Ujung
Genteng, pantai terpencil di Selatan Sukabumi. Kami merencanakan perjalanan
dengan cermat. Kami membaca peta, mencari tahu alat transport ke sana, jalan
yang harus ditempuh, pantai mana yang bisa ditelusuri, dan di mana terdapat tebing curam. Namun, yang membuat kami merasa
yakin akan sampai ke tujuan adalah karena kami didampingi mentor berpengalaman.
Di awal rapat persiapan, kakak mentor mengumpulkan kami dan berkata: “Saya
pernah ke sana. Besok saya akan pergi ke sana
lagi untuk survei dan menyediakan tempat bagi kalian”. Kami menjadi yakin bahwa
bersamanya perjalanan kami kelak akan selamat sampai tujuan.
Hari ini,
kita diajak merenungkan cara untuk mencapai tempat tujuan akhir hidup kita,
yaitu rumah Bapa di surga. Dalam dialog
antara Yesus dengan murid-murid-Nya, Yesus menjamin bahwa setiap orang akan
sampai di rumah Bapa bila mengikuti-Nya. Yesus tahu pasti bahwa di rumah
Bapa-Nya banyak tempat tinggal. Sebab, bukankah Yesus dan Bapa adalah satu? Maka
pastilah Dia pernah ke rumah Bapa, bahkan berasal dari sana. Kata-Nya “Aku
telah pergi ke sana dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang
kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku”.
Bila mentor kelompok
pencinta alam saja bisa membuat anggotanya yakin akan sampai di tujuan, kita
semua mestinya menaruh kepercayaan lebih besar kepada Yesus. Bersama Yesus, kita
pasti akan sampai ke surga dengan selamat. Mentor yang seorang manusia masih
harus membaca peta dan bertanya kepada orang yang dijumpai di jalan. Tetapi Yesus
adalah jalan itu sendiri. “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup”, kata-Nya.
Maka, marilah kita berjalan
bersama Yesus. Dia telah pergi ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat bagi
kita. Lebih dari itu, Dialah jalan menuju
Rumah Bapa. Amin.
Dedeh Supantini.
(Renungan Bdk. Yoh. 14:1-12)Tayang di acara Lentera Nurani Katolik @ RRI online programa 2, tanggal 14 Mei 2017 pk.23.05.