Jumat, 02 Juni 2017

Pergi untuk menjadi dekat.

Ketika seorang sahabat di kantor akan pindah ke kota lain, dia membuat acara untuk pamit mundur. Dia pamit, artinya dia akan pergi, menjauh dari orang yang dipamiti. Maka acara perpisahan itu mengharukan. Sebab, setelah sekian lama bersahabat dan berkomunikasi dalam jarak dekat, kini kami harus berpisah. Walaupun sejarah persahabatan kami sangat indah untuk dikenang, namun tetap saja pada acara itu kami saling memberikan tanda mata terbaik untuk dikenang.

Dalam Injil Matius, perikop kenaikan Tuhan Yesus ditulis sebagai kisah kepergian yang paradoksal. Dalam perikop ini, Matius tidak melukiskan bagaimana Yesus terangkat ke surga setelah Ia bangkit. Matius menceritakan acara perpisahan yang dipersiapkan untuk mendekatkan.
Dikisahkan, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka (Mat 28:11). Di sanalah Yesus telah menunggu untuk suatu acara perpisahan dengan mereka, karena Ia harus kembali kepada Bapa-Nya. Sebelum mengutus mereka pergi, dan sebelum Ia naik ke surga, Yesus mendekati mereka (Mat 28:18a), menyampaikan kata perpisahan yang diakhiri dengan indah “Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20b).

Lihatlah. Kata-kata yang dipilih oleh Matius penulis Injil ini menggambarkan indahnya perpisahan itu. Sebelum pergi, Yesus justru mendekati para murid, dan mengatakan bahwa Ia akan selalu menyertai mereka. Ia pergi, untuk menjadi dekat senantiasa. Seperti kata peribahasa “True friends stay together, and never say goodbye”. Betapa melegakannya kepergian yang diakhiri dengan  janji penyertaan.
Selamat merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Ketahuilah, Dia pergi ke surga untuk menjadi dekat dengan kita.

Dedeh Supantini. 25 Mei 2017

 #LatePost
 #HariRayaKenaikan Tuhan

 Bahan Bacaan : Mat.28:16-20)








2 komentar:

Anonim mengatakan...

It's excellent

Dedeh Supantini mengatakan...

Thanks :)