Ketika seorang sahabat di kantor
akan pindah ke kota lain, dia membuat acara untuk pamit mundur. Dia
pamit, artinya dia akan pergi, menjauh dari orang yang dipamiti. Maka
acara perpisahan itu mengharukan. Sebab, setelah sekian lama bersahabat
dan berkomunikasi dalam jarak dekat, kini kami harus berpisah. Walaupun
sejarah persahabatan kami sangat indah untuk dikenang, namun tetap saja
pada acara itu kami saling memberikan tanda mata terbaik untuk
dikenang.
Dalam Injil Matius, perikop kenaikan Tuhan Yesus
ditulis sebagai kisah kepergian yang paradoksal. Dalam perikop ini,
Matius tidak melukiskan bagaimana Yesus terangkat ke surga setelah Ia
bangkit. Matius menceritakan acara perpisahan yang dipersiapkan untuk
mendekatkan.
Dikisahkan, kesebelas murid berangkat ke Galilea,
ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka (Mat 28:11). Di
sanalah Yesus telah menunggu untuk suatu acara perpisahan dengan mereka,
karena Ia harus kembali kepada Bapa-Nya. Sebelum mengutus mereka pergi,
dan sebelum Ia naik ke surga, Yesus mendekati mereka (Mat 28:18a),
menyampaikan kata perpisahan yang diakhiri dengan indah “Ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20b).
Lihatlah. Kata-kata yang dipilih oleh Matius penulis Injil ini menggambarkan indahnya perpisahan
itu. Sebelum pergi, Yesus justru mendekati para murid, dan mengatakan
bahwa Ia akan selalu menyertai mereka. Ia pergi, untuk menjadi dekat
senantiasa. Seperti kata peribahasa “True friends stay together, and
never say goodbye”. Betapa melegakannya kepergian yang diakhiri dengan janji
penyertaan.
Selamat merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Ketahuilah, Dia pergi ke surga untuk menjadi dekat dengan kita.
Dedeh Supantini. 25 Mei 2017
#LatePost
#HariRayaKenaikan Tuhan
Bahan Bacaan : Mat.28:16-20)
2 komentar:
It's excellent
Thanks :)
Posting Komentar