#refleksiMasaNatal
(dari
retret Natal keluarga SEP Shekinah - KAJ)
Natal
adalah serangkaian peristiwa.
Pada mulanya adalah cinta, ketika Allah
menciptakan manusia menurut citra-Nya agar dapat Dia cintai. Manusialah yang
memilih untuk jatuh dalam dosa. Dengan perantaraan para nabi sudah dicoba-Nya
untuk meraih manusia kembali kepada-Nya, namun gagal. Maka dirancang-Nya sebuah
mega proyek karya penyelamatan yang pasti berhasil, yaitu mengutus Putera
Tunggal-Nya untuk menjelma menjadi manusia, agar dapat melakukan tindakan cinta
yang bisa dilihat secara nyata oleh manusia.
Bapa, Putera dan Roh Kudus sudah memilih
banyak nama untuk berperan dalam mega proyek ini. Mulai dari Abraham sampai
Yusuf. Mulai dari Elisabeth, Yohanes Pembaptis, Maria, kedua belas murid, para
rasul, sampai diri kita masing-masing. Masing-masing dilamar oleh-Nya dengan
berdebar saat menunggu tanggapan. Dan tentu saja pemeran utamanya: Yesus
Kristus sendiri.
Natal:
mengapa Dia mau lahir di dunia untuk disalibkan.
Putera Allah pasti sudah tahu bagaimana
tanggapan manusia bila Dia dilahirkan di dunia. Sebagian akan menjadi
pengikut-Nya, namun sebagian lain akan tetap menolak-Nya walaupun sudah melihat
sendiri mujizat yang dilakukan: orang buta jadi melihat, orang lumpuh
disembuhkan, orang mati dibangkitkan. Bahkan manusia akan menyalibkan Dia.
Namun Sang Putera tetap mau melaksanakan misi-Nya karena Dia tahu bahwa
diri-Nya sangat dicintai oleh Bapa. Bahkan saat pembaptisan-Nya di sungai
Yordan, Bapa menegaskan kembali kepada semesta “Inilah Anak-Ku yang Ku kasihi.
KepadaNyalah Aku berkenan”.
Hari
kedua Oktaf Natal: mau setia karena dicintai.
Setelah memperingati kelahiran Putera Allah
di dunia pada Hari Natal, pada hari kedua oktaf Natal kita memperingati
kesengsaraan Santo Stefanus martir. Kitab Suci mencatat bahwa saat Stefanus
diadili, ia penuh dengan Roh Kudus, dan ketika ia menatap ke langit, Allah
mengijinkannya untuk melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan
Allah (Kis.7:55). Stefanus merasa sangat dicintai dan sukacita yang besar ini
memampukan Stefanus untuk menanggung apapun demi Allah yang sudah mencintainya.
Maka peristiwa kemartiran Stefanus merupakan gambaran seseorang yang mau setia
kepada Allah bukan karena mengharapkan upah, namun semata-mata karena telah
dicintai dengan cinta yang besar.
Hari
Ketiga Oktaf Natal: dicintai membuat kita merasa cukup.
Pada hari ini kita merayakan Pesta Santo
Yohanes Penginjil. Yohanes adalah seorang murid yang sampai pada kesadaran
bahwa ia sangat dikasihi Tuhan (Yoh 20:2). Yohanes termasuk salah satu saksi
awal kebangkitan. Ia sampai di kubur kosong itu lebih dulu daripada Petrus,
namun ia mempersilakan Petrus untuk lebih dulu masuk. Baginya, kasih Tuhan
sangatlah besar sehingga ia diijinkan untuk menjadi saksi kebangkitan. Dan itu
saja sudah cukup, sehingga tidak penting lagi bagi Yohanes untuk
mempermasalahkan siapa yang masuk lebih dulu ke dalam makam.
The
power of being love.
Karena Natal adalah serangkaian peristiwa,
maka kita belajar dari serangkaian peristiwa tersebut. Bahkan kita bisa belajar
dari tiga hari pertama oktaf Natal bahwa rasa dicintai membuat kita sanggup
melakukan apapun bagi dia yang mencintai kita. Yesus mau lahir di dunia untuk
disalibkan karena Dia tahu bahwa apapun yang terjadi Dia adalah Putera yang
sangat dicintai oleh Bapanya. Santo Stefanus setia sampai akhir karena seberat
apapun penderitaannya, ia tahu bahwa dirinya dikasihi oleh Tuhan, bahkan
diijinkan untuk melihat kemuliaan-Nya. Yohanes penginjil dengan sukacita
menyebarkan Injil karena ia yakin bahwa dirinya adalah murid yang dikasihi
Tuhan.
Karena
kita dicinta.
Nama kita masing-masing tercatat dalam mega
proyek penyelamatan manusia. Pertama-tama sebagai orang-orang yang dicintai
oleh-Nya, sehingga demi kitalah Yesus lahir, disalibkan dan bangkit kembali.
Kedua, sebagai orang yang dicintai. Ketiga, sebagai orang-orang yang tetap
dicintai, apapun yang terjadi. Kita dilamar oleh Tuhan untuk menjadi orang yang
Dia cintai. Dia menunggu tanggapan kita dengan penuh harap. Kita akan menjawab
"ya" atas panggilan-Nya ini dan kita mau setia kepada-Nya. Karena
kita dicintai.
@pada perjalanan tujuh jam dari Bogor -
Bandung karena macet. 27 Des 2016. Dedeh S.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar