Minggu, 01 Januari 2017

Karena Kita Dicinta



#refleksiMasaNatal
(dari retret Natal keluarga SEP Shekinah - KAJ)

Natal adalah serangkaian peristiwa.

Pada mulanya adalah cinta, ketika Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya agar dapat Dia cintai. Manusialah yang memilih untuk jatuh dalam dosa. Dengan perantaraan para nabi sudah dicoba-Nya untuk meraih manusia kembali kepada-Nya, namun gagal. Maka dirancang-Nya sebuah mega proyek karya penyelamatan yang pasti berhasil, yaitu mengutus Putera Tunggal-Nya untuk menjelma menjadi manusia, agar dapat melakukan tindakan cinta yang bisa dilihat secara nyata oleh manusia.

Bapa, Putera dan Roh Kudus sudah memilih banyak nama untuk berperan dalam mega proyek ini. Mulai dari Abraham sampai Yusuf. Mulai dari Elisabeth, Yohanes Pembaptis, Maria, kedua belas murid, para rasul, sampai diri kita masing-masing. Masing-masing dilamar oleh-Nya dengan berdebar saat menunggu tanggapan. Dan tentu saja pemeran utamanya: Yesus Kristus sendiri.



Natal: mengapa Dia mau lahir di dunia untuk disalibkan.

Putera Allah pasti sudah tahu bagaimana tanggapan manusia bila Dia dilahirkan di dunia. Sebagian akan menjadi pengikut-Nya, namun sebagian lain akan tetap menolak-Nya walaupun sudah melihat sendiri mujizat yang dilakukan: orang buta jadi melihat, orang lumpuh disembuhkan, orang mati dibangkitkan. Bahkan manusia akan menyalibkan Dia. Namun Sang Putera tetap mau melaksanakan misi-Nya karena Dia tahu bahwa diri-Nya sangat dicintai oleh Bapa. Bahkan saat pembaptisan-Nya di sungai Yordan, Bapa menegaskan kembali kepada semesta Inilah Anak-Ku yang Ku kasihi. KepadaNyalah Aku berkenan.

Hari kedua Oktaf Natal: mau setia karena dicintai.

Setelah memperingati kelahiran Putera Allah di dunia pada Hari Natal, pada hari kedua oktaf Natal kita memperingati kesengsaraan Santo Stefanus martir. Kitab Suci mencatat bahwa saat Stefanus diadili, ia penuh dengan Roh Kudus, dan ketika ia menatap ke langit, Allah mengijinkannya untuk melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah (Kis.7:55). Stefanus merasa sangat dicintai dan sukacita yang besar ini memampukan Stefanus untuk menanggung apapun demi Allah yang sudah mencintainya. Maka peristiwa kemartiran Stefanus merupakan gambaran seseorang yang mau setia kepada Allah bukan karena mengharapkan upah, namun semata-mata karena telah dicintai dengan cinta yang besar.

Hari Ketiga Oktaf Natal: dicintai membuat kita merasa cukup.

Pada hari ini kita merayakan Pesta Santo Yohanes Penginjil. Yohanes adalah seorang murid yang sampai pada kesadaran bahwa ia sangat dikasihi Tuhan (Yoh 20:2). Yohanes termasuk salah satu saksi awal kebangkitan. Ia sampai di kubur kosong itu lebih dulu daripada Petrus, namun ia mempersilakan Petrus untuk lebih dulu masuk. Baginya, kasih Tuhan sangatlah besar sehingga ia diijinkan untuk menjadi saksi kebangkitan. Dan itu saja sudah cukup, sehingga tidak penting lagi bagi Yohanes untuk mempermasalahkan siapa yang masuk lebih dulu ke dalam makam.

The power of being love.

Karena Natal adalah serangkaian peristiwa, maka kita belajar dari serangkaian peristiwa tersebut. Bahkan kita bisa belajar dari tiga hari pertama oktaf Natal bahwa rasa dicintai membuat kita sanggup melakukan apapun bagi dia yang mencintai kita. Yesus mau lahir di dunia untuk disalibkan karena Dia tahu bahwa apapun yang terjadi Dia adalah Putera yang sangat dicintai oleh Bapanya. Santo Stefanus setia sampai akhir karena seberat apapun penderitaannya, ia tahu bahwa dirinya dikasihi oleh Tuhan, bahkan diijinkan untuk melihat kemuliaan-Nya. Yohanes penginjil dengan sukacita menyebarkan Injil karena ia yakin bahwa dirinya adalah murid yang dikasihi Tuhan.

Karena kita dicinta.

Nama kita masing-masing tercatat dalam mega proyek penyelamatan manusia. Pertama-tama sebagai orang-orang yang dicintai oleh-Nya, sehingga demi kitalah Yesus lahir, disalibkan dan bangkit kembali. Kedua, sebagai orang yang dicintai. Ketiga, sebagai orang-orang yang tetap dicintai, apapun yang terjadi. Kita dilamar oleh Tuhan untuk menjadi orang yang Dia cintai. Dia menunggu tanggapan kita dengan penuh harap. Kita akan menjawab "ya" atas panggilan-Nya ini dan kita mau setia kepada-Nya. Karena kita dicintai.

@pada perjalanan tujuh jam dari Bogor - Bandung karena macet. 27 Des 2016. Dedeh S.

Tidak ada komentar: